Kamis, 17 Januari 2019

Sistem Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network)

Sistem Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network)


DEFINISI

Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau dalam bahasa inggrisnya adalah Artificial Neural Network (ANN) atau juga disebut Simulated Neural Network (SNN), adalah suatu jaringan yang dibuat menyerupai otak manusia dalam menerima informasi dan juga dalam memecahkan suatu masalah seperti pengenalan pola atau klasifikasi dalam suatu proses pembelajaran. JST ini juga belajar dari suatu contoh sama seperti manusia.

SEJARAH

Pada beberapa tahun terakhir ini, Jaringan Saraf Tiruan terus berkembang dengan pesat. Dalam perkembangan JST ini terdapat orang orang yang berhasil mengembangkan JST, seperti pada pertama kali JST di temukan pada tahun 1943 oleh Waffen McCulloch dan Walter Pitts yaitu yang merancang model formal yang pertama kali sebagai perhitungan dasar neuron pada jaringan syaraf. Lalu pada tahun 1949, Donald O.Hebb memperkenalkan teori yang menjelaskan pembelajaran yang dilakukan oleh neuron yang kini dikenal dengan konsep Hebbian Learning. Pada tahun 1954, Farley dan Clark mensetup model-model untuk relasi adaptif stimulus-respon dalam jaringan random. Pada tahun 1958, Rosenblatt mengembangkan konsep dasar tentang perceptron untuk klasifikasi pola. Pada tahun 1960 Widrow dan Hoff mengembangkan ADALINE untuk kendali adaptif dan pencocokan pola yang dilatih dengan aturan pembelajaran Least Mean Square. Pada tahun 1969 Minsky dan Papert mengemukakan keterbatasan yang dimiliki perceptron, hanya mampu memproses 14 dari 16 fungsi logika, terutama mereka tidak dapat memproses fungsi exclusive-OR. Pada tahun 1974, Webos memperkenalkan algoritma backpropagation untuk melati perceptron dengan banyak lapisan. Pada tahun 1975, Little dan Shaw menggambarkan jaringan syaraf menggunakan model probabilistic. Pada tahun 1982, Kohonen mengembangkan metode pembelajaran jaringan syaraf yang tidak terawasi (unsurpervised learning) untuk pemetaan. Pada tahun 1982, Grosberg mengembangkan teori jaringan yang terinspirasi oleh perkembangan psikologi. Bersama Carpenter mereka mengenalkan sejumlah arsitektur jaringan, Adaptive Resonance Theory (ART), ART2 dan ART3. Di taun 1982 juga, Hopfield mengembangkan jaringan syaraf recurrent yang dapat digunakan untuk menyimpan informasi dan optimasi. Pada tahun 1985, Algoritma pembelajaran dengan menggunakan mesin Boltzmann yang menggunakan model jaringan syaraf probabilistic mulai dikembangkan. Yang terakhir pada tahun 1987, Kosko mengembangkan jaringan Adaptive Bidirectional Associative Memory (BAM).

KONSEP DASAR

Pada Jaringan Saraf Tiruan ini berprinsip sama seperti cara kerja otak manusia dimana terdapat neuron neuron yang saling berhubungan dengan sel sel saraf lainnya, yang nantinya sel saraf ini mampu mengolah berbagai informasi, dimana pada saraf otak manusia informasi yang masuk ini akan diterima oleh dendrit, yang kemudian dijumlahkan di dalam nucleus lalu dikirim melalui batang sel ke dendrit akhir. Untuk konsep JST, informasi inputan atau masukkannya (x1, x2, x3, …) dikalikan dengan bobot w dan dijumlahkan dengan bobot bias b. Hasil perkalian dan penjumlahan a akan diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktivitas F untuk mendapatkan keluaran jariangan Y




STUDI KASUS

Contoh studi kasus yang saya dapatkan adalah sebuah jurnal dari R.Ayu Mahessya, S.Kom, mahasiswa dari Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, yang berjudul Memprediksi Kecerdasan Siswa Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Berbasis Algoritma Backpropagation (Studi Kasus di LP3I Course Center Padang).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sistem jaringan syaraf tiruan dengan metode backpropagation untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, sehingga tidak lagi meleset dan tepat pada sasaran yang diharapkan.
Dalam menganalisa data dan penentuan pola, ada beberapa faktor yang digunakan untuk memprediksi kecerdasan siswa sebagai siswa yang brilliant, yaitu:
1). Kreatifitas (Creative), untuk melahirkan sesuatu yang baru baik gagasan maupun karya nyata.
2). Akademik (Knowledge), kemampuan intelektual dari siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang diberikan.
3). Kepribadian (Personality), untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan kepadanya.
Lalu dalam perancangan menggunakan algoritma backpropagation, terdapat tahap pelatihan, transformasi data, analisa algoritma backpropagation, dan perancangan.



REFERENSI